
Kamis, 10 Maret 2016, STT Intheos Surakarta menyelenggarakan seminar dengan tema "Christian Leadership". Seminar menghadirkan pembicara Bpk. Samuel Gunawan Wijaya. Dalam seminar tersebut, beliau memaparkan tentang bagaimana kepemimpinan Kristen seharusnya sehingga dapat menghasilkan pelayanan yang efektif dan efisien.
Berangkat dari kondisi secara umum bangsa Indonesia yang hanya menduduki peringkat 38 dunia dan peringkat 5 Asia Tenggara dalam hal daya saing, padahal Indonesia adalah negara besar, dan dimulainya persaiangan terbuka melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka hal tersebut mengundang keprihatinan. Beberapa hal yang menyebabkan rendahnya daya saing bangsa Indonesia adalah rendahnya etos kerja, di mana sangat sedikit sekali dijumpai pekerja Indonesia yang memiliki semangat kerja untuk memenangkan persaingan dunia. Faktor lainnya adalah sumber daya manusia yang tidak dipersiapkan dan tidak siap menghadapi persaingan, sedangkan negara lain sudah sangat siap. Dan yang terakhir adalah faktor kepemimpinan yang lemah.
Berkaitan dengan kepemimpinan yang lemah tersebut, gereja juga bertanggung jawab untuk dapat menampilkan pemimpin yang kuat. Kekristenan memang mengalami perkembangan yang pesat, termasuk di Indonesia. Namun demikian, pada satu sisi lainnya, perkembangan pesat tersebut mengundang suatu keprihatinan, apakah kondisi gereja saat ini sesuai dengan yang dikehendaki Tuhan Yesus? Kondisi gereja yang memprihatinkan tersebut adalah sebagai berikut:
- gereja bukan lagi menggarami dunia, namun sebaliknya semakin menjadi serupa dengan dunia.
- orang Kristen semakin tidak mengerti iman percayanya. Mereka mudah sekali disesatkan oleh rupa-rupa pengajaran yang tidak Alkitabiah.
- gereja hanya bertambah anggota, namun semakin kehilangan ajaran-ajaran pokoknya. Gereja tidak lagi membawa jemaat untuk semakin dewasa rohani tetapi menawarkan keuntungan-keuntungan duniawi bagi jemaatnya.
- para pemimpin dan aktivis gereja tidak memiliki kompetensi dan karakter Krsitus.
Gereja harus Rohani dan Profesional
Sebagaimana dalam Keluaran 18:21, dibutuhkan pemimpin-pemimpin yang cakap dan takut akan Tuhan untuk memimpin. Olh sebab itu, gereja harus menyadari kembali fungsinya sebagai lembaga rohani. Gereja bukanlah organisasi sosial atau lembaga bisnis, tetapi adalah kumpulan orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan kepada terang Kristus untuk memberitakan terang-Nya yang ajaib tersebut. Kepemimpinan versi dunia juga berbeda dengan kepemimpinan gereja, karena kepemimpinan gereja adalah kepemimpinan Kerajaan Allah. Oleh sebab itu, tidak bisa tidak, gereja harus rohani.
Selain harus rohani, gereja juga harus profesional supaya apa yang dikerjakannya menjadi efisien. Gereja harus mengelola dirinya secara efektif dan efisien serta selalu meng-update dirinya dalam pemakaian sarana dan alat sehingga mendukung dalam kemajuan pelayanan.
Kepemimpinan Kristen yang Memprihatinkan
Tidak dapat disangkal bahwa gereja belum banyak menghasilkan pemimpin yang kuat. Kondisi yang memprihatinkan tersebut dikarenakan gereja dipenuhi oleh pemimpin yang melayani dirinya dan keluarganya sendiri. Gereja juga diisi oleh pemimpin dan aktivis yang tidak rohani, cacat karakter, dan rendah kompetensi, ditambah lagi gereja tidak lagi menjadi tempat untuk beribadah kepada Tuhan, tetapi sekedar menjadi ajang untuk menyalurkan hobi, mengisi waktu luang, atau sarana menambah relasi bisnis. Hal tersebut menjadikan gereja semakin serupa dengan dunia.
Harus diperhatikan bahwa konsep kepemimpinan dunia berbeda dengan konsep kepemimpinan Kristen. Kepemimpinan dunia memiliki konsep antara lain: percaya pada kemampuan diri sendiri, ambisius, menciptakan cara sendiri, mandiri, memerintah, pemimpin adalah penguasa, kebesaran pemimpin diukur dari banyaknya pengikut, dan kualitas diri menjadi sumber pengaruh. Sebaliknya, konsep kepemimpinan Kristen adalah percaya kepada kuasa Tuhan, bergantung kepada Tuhan, taat kepada Tuhan, memimpin adalah melayani, dan Roh Kudus menjadi sumber pengaruh dalam kepemimpinannya.
Karakter dan Kompetensi Pemimpin Rohani
Pemimpin rohani harus memiliki karakter berikut:
- Integritas, yaitu kesatuan antara pikiran, ucapan, dan tindakan, kesatuan antara iman dan tindakan, bukan hanya mampu menjadi pengajar Firman Tuhan, namun juga mampu menjadi pelaku Firman Tuhan.
- Akuntabilitas, yaitu memiliki kemampuan untuk mempertanggungjawabkan keputusan dan pelayanannya kepada Tuhan dan jemaat.
- Kerendahan hati, yaitu sadar akan keberadaan dirinya, dan menyadari bahwa hanya karena anugerah Tuhan saja maka ia bisa melayani sehingga ia tahu bahwa segala sesuatunya adalah berasal dari Tuhan, oleh Tuhan, dan bagi kemuliaan Tuhan.
Pemimpin rohani juga harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
- Visi-Misi-Eksekusi, artinya memiliki pandangan ke depan akan rencana Allah, yang kemudian oleh dorongan Roh Kudus bertindak untuk mewujudkan rencana Allah tersebut.
- Mengajar-Melayani-Mencari Jiwa.
Wisuda Tahun 2024