
Bacaan: Matius 1:18-25
Kedatangan Yesus ke dunia ini adalah melalui kelahiran sebagai manusia di dalam satu keluarga, dalam hal ini keluarga Yusuf dan Maria. Allah menghendaki agar Yusuf tidak ragu-ragu mengambil Maria sebagai istrinya, karena dalam keluarga tersebut Allah menemukan sarana untuk mewujudkan rancangan karya pernyelamatan-Nya bagi dunia. Dalam hal ini nampak nyata makna pentingnya keluarga bagi terwujudnya karya Allah di dunia ini, tetapi juga sebaliknya, karya Allah juga penting bagi keluarga.
Keluarga Allah bukanlah suatu kumpulan kecil yang dibentuk tanpa tujuan. Keluarga tersebut dibentuk dengan tujuan mewujudkan kehendak Allah yang dimulai dari lingkup yang kecil dan kemudian memberikan dampak yang semakin besar. Hidup bersama sebagai keluarga Allah memang bukan hanya diwujudkan dalam lingkup kecil orang tua dengan anak. Kebersamaan sebagai keluarga dimplementasikan juga dalam lingkungan yang lebih luas, seperti masyarakat, lingkungan kerja, sekolah, kuliah, gereja, dan yang paling luas dalam kehidupan berbangsa. Namun demikian, tidak dapat disangkal bahwa semuanya itu dimulai dari keluarga.
Yesus harus hadir dalam keluarga dan menjadi yang utama di dalamnya
Yusuf pada akhirnya mengambil Maria sebagai istrinya setelah mengetahui bahwa anak yang dikandung Maria adalah Sang Juruselamat. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa alasan utama dalam keluarga itu adalah Yesus. Kristus menjadi prinsip utama dan alasan utama keluarga itu. Ikatan yang paling kuat dalam keluarga adalah Kristus itu sendiri. Setiap anggota keluarga keluarga dapat mempunyai watak dan minat yang berbeda-beda, namun selama Kristus menjadi prinsip utama maka keluarga itu akan kuat dan diberkati. Oleh sebab itu, keluarga harus membawa anggota-anggota keluarganya untuk menemukan Kristus dalam hidup pribadi masing-masing. Kita dapat belajar dari keluarga Timotius (2 Tim. 1:5), yang dalam kehidupan keluarga ini mengedepankan pengenalan akan Kristus dan pertumbuhan iman anggota keluarganya. Biarlah setiap anggota keluarga saling memperhatikan pertumbuhan iman setiap anggota keluarganya.
Keluarga dibentuk untuk menggenapkan rencana Allah
Kelahiran Yesus melalui keluarga Yusuf adalah merupakan penggenapan nubuat Alkitab. Yusuf dan Maria, kedua-duanya, taat untuk menjadikan keluarga mereka sebagai sarana penggenapan rencana Allah dalam lahirnya Sang Mesias. Demikian juga keluarga Allah dibentuk oleh Allah sendiri untuk tujuan mewujudkan rencana Allah. Allah memakai keluarga untuk mewujudkan kehendak-Nya di bumi. Oleh karena bertujuan mewujudkan kehendak Allah, maka tidaklah benar apabila keluarga hanya memikirkan perkara jasmaniah saja. Tidaklah benar apabila anggota-anggota keluarga didorong hanya mengejar keberhasilan jasmaniah saja dengan mengabaikan terwujudnya kehendak Tuhan melaluinya. Keluarga dibentuk untuk dengan tujuan besar untuk membawa kemuliaan bagi Tuhan (1 Pet. 2:9).
Setiap anggota keluarga menjalankan peran sesuai dengan yang dikehendaki Allah
Maria menjalankan perannya sebagai yang mengandung dan melahirkan Juruselamat, sedangkan Yusuf berperan memimpin dan melingungi keluarga tersebut. Demikian juga dengan Yesus sebagai anak juga menjalankan perannya untuk taat dalam asuhan mereka (Luk. 2:51-52). Keluarga harmonis terwujud apabila masing-masing anggota keluarga menjalankan perannya masing-masing. Keluarga seperti tubuh yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda fungsinya. Setiap anggota tidak dapat terlepas satu dengan yang lainnya. Semuanya saling menopang, saling mendukung, saling mengingatkan. Dengan begitu maka keluarga akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Wisuda Tahun 2024