Webmail |  Berita |  Agenda |  Pengumuman |  Artikel |  Video

Berkat Kedamaian

03 Agustus 2016
22:46:37 WIB

Bacaan : 2 Tawarikh 14:2-7

Pada umumnya manusia cenderung meminta hal-hal yang sifatnya material, seperti misalnya harta, jabatan, kehormatan, dll, pada saat berdoa. Hal itu menunjukkan bahwa perkara-perkara material memang menjadi fokus dalam kehidupan manusia. Tidak banyak yang meminta diberi kedamaian dalam hidupnya, kecuali tentu saja ketika sedang berhadapan dengan situasi tidak ada kedamaian. Namun demikian, kedamaian dalam hidup sebenarnya sangatlah penting. Sesorang bisa saja memiliki apapun di dalam hidupnya, namun apabila tidak ada kedamaian dalam hatinya, maka ia tidak akan menikmati apa yang ia miliki.

Raja Asa dari Yehuda menikmati berkat Tuhan berupa keamanan di negeri yang ia pimpin. Sebanyak tiga kali kata aman/keamanan disebutkan dalam bacaan tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa keamanan atau kedamaian adalah berkat yang sangat penting dari Tuhan dalam masa pemerintahannya sehingga ia dapat dengan baik melakukan pembangunan (ay. 7).

Asa menjauhkan penyembahan ilah-ilah lain (ay. 3)

Ilah adalah sesuatu yang disembah dan diutamakan. Raja Asa tidak menginginkan orang Israel bercabang hati dengan memiliki sesembahan lainnya selain TUHAN. Oleh karena itu Tuhan mengaruniakan keamanan di negerinya. Seseorang yang bercabang hatinya tidak akan pernah menikmati kedamaian. Ia yang hatinya mengutamakan kekayaan, kepandaian, jabatan, pekerjaan, dll, meskipun juga sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, maka tidak ada kedamaian dalam hidupnya. Hal itu terjadi karena segala yang ada di dunia ini cepat berubah dan cepat hilang, sehingga hatinya akan dipenuhi dengan kekuatiran-kekuatiran.

Asa memerintahkan rakyatnya untuk beribadah kepada Tuhan (ay. 4)

Raja Asa menyadari pentingnya ibadah sehingga bahkan ia memerintahkan rakyatnya untuk beribadah kepada Tuhan. Ibadah menjadi sebuah kebutuhan bagi orang percaya. Seringkali kita menganggap dengan beribadah kita telah melakukan sesuatu yang menyenangkan Tuhan, atau dengan kata lain kita telah berjasa kepada Tuhan. Kita melupakan bahwa ibadah adalah kebutuhan kita dan bukan kebutuhan Tuhan. Ibadah yang tidak dididasari kebutuhan kita akan Tuhan hanya akan menjadi suatu ibadah yang kosong (bd. 1 Tim. 6:6).

Asa mematuhi hukum dan perintah Tuhan (ay. 4)

Ternyata tidak cukup hanya dengan menjauhkan ilah asing dan mulai beribadah kepada Tuhan. Raja Asa juga bertekad untuk mematuhi hukum dan perintah Tuhan. Ibadah seringkali membuat kita sudah merasa aman. Namun ternyata itu tidak benar. Tidak cukup hanya dengan rajin beribadah, tetapi juga harus disertai dengan ketaatan sepenuhnya kepada Tuhan. Apapun yang diperintahkan Tuhan adalah jalan menuju segala sesuatu yang baik dalam hidup kita. Apabila kita tidak mematuhinya, itu artinya kita memilih menuju kepada kecelakaan dan kebinasaan. 

File Terbaru

Facebook Fanpage

TAUTAN EKSTERNAL