Webmail |  Berita |  Agenda |  Pengumuman |  Artikel |  Video

Orang yang Dipilih

27 Oktober 2015
23:11:56 WIB

Bacaan : Kejadian 12:1-5

Yesus mengatakan bahwa “banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih” (Mat. 22:14). Perkataan tersebut untuk menggambarkan bagaimana banyaknya orang yang dipanggil untuk mengikut Yesus, namun tidak semuanya akan menanggapinya. Dan dari antara orang-orang yang menanggapi panggilan tersebut, tidak semuanya akan bertahan hingga sampai menerima apa yang dijanjikan Tuhan.

Hal itulah yang dialami oleh Abraham. Ia dipanggil dari antara sanak saudaranya di Ur. Abraham meresponi panggilan tersebut. Setelah sempat berhenti di Haran (Kej. 11:31), ia kemudian melanjutkan perjalanannya untuk memenuhi panggilan Tuhan dan pada akhirnya ia sampai ke negeri Kanaan (12:5). Tentu saja, tidak cukup apabila ia hanya berhenti sampai di Haran saja, karena hal itu berarti bahwa Abraham tidak dapat mencapai tujuan akhir yang Tuhan janjikan. Ia harus terus bertahan untuk menempuh perjalanan menuju ke negeri yang akan ditunjukkan Tuhan kepadanya.

Demikian juga dengan kita, kita dipanggil oleh Tuhan, dan sudah merespon panggilan tersebut. Namun demikian, tidak cukup hanya merespon panggilan itu saja. Kita harus bertahan hingga sampai mencapai tujuan akhir yang Tuhan sediakan, sama seperti Abraham yang tidak menjadikan Haran sebagai final destination, karena bukan negeri tersebut yang dimaksudkan Tuhan.

Pergi dari negerimu, sanak saudaramu, dan dari rumah bapamu

Negeri Ur di Mesopotamia adalah negeri orang-orang yang tidak mengenal Tuhan (bd.  Yos. 24:15). Abraham harus meninggalkan negeri yang tidak mengenal Tuhan, artinya adalah bahwa panggilan Tuhan harus ditindaklanjuti dengan menginggalkan dosa. Dosa akan menjadi beban kita yang membuat kita tidak dapat sampai kepada tujuan (Ibr. 12:1).

Abraham juga harus mengutamakan panggilan Tuhan dibandingkan dengan orang-orang yang dikasihinya. Orang yang mengasihi ayah, ibu, saudara atau siapapun juga melebihi mengasihi Tuhan tidak akan layak untuk mengikut Yesus (Luk. 14:26).

Abraham juga harus meninggalkan rumah bapanya. Rumah adalah gambaran dari suatu tempat yang memberikan perlindungan dan kenyamanan bagi suatu keluarga. Yesus mengatakan bahwa seseorang yang mau mengikuti-Nya harus mau menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Yesus (Mat. 16:24). Hal ini berarti bahwa orang pilihan di dalam Tuhan adalah orang yang siap menderita dan berjerih lelah sampai kepada tujuan akhirnya.

Pergi bersama keluarganya

Abraham juga pergi bersama-sama dengan istri dan keponakannya, dan bahkan bersama dengan budak-budaknya. Seorang yang dipangil Tuhan tentu tidak dapat sendirian saja, perlu adanya dukungan. Oleh karena itu perlu adanya saling mendukung, baik di antara anggota keluarga, maupun di antara anggota jemaat dalam suatu persekutuan yang erat (Pkh. 4:9-11).

Pergi bersama seluruh harta bendanya

Abraham juga membawa serta seluruh hartanya. Tentu saja dengan tujuan agar bisa digunakan dalam perjalanannya menuju ke negeri yang akan ditunjukkan Tuhan kepadanya. Ketika Abraham menerima panggilan tersebut, ia tidak meminta Tuhan untuk memfasilitasi atau menanggung ongkos perjalanannya. Abraham menggunakan hartanya sendiri selama menempuh perjalanan menuju negeri perjanjian. Sudah seharusnya juga kita mempergunakan apa yang kita miliki untuk memenuhi panggilan Tuhan, tanpa harus mengunggu Tuhan akan memberikan fasilitas atau yang akan membiayai kita

File Terbaru

Facebook Fanpage

TAUTAN EKSTERNAL