PROFESIONALISME PENDETA BAGI UMAT YANG DIGEMBALAKANNYA
Abstract
Tugas dan tanggung jawab hamba Tuhan berkaitan dengan umat yang dilayaninya, sebagai seorang yang professional plus minus,apapun alasannya harus melaksanakan pekerjaan profesinya sebagai hamba Tuhan.
Memilh profesi sebagai suatu karier tentunya, harus menjanjikan.Menjadi pendeta adalah sebagai suatu profesi, tetapi tidak akan menjanjikan sesuatu maupun memberikan jaminan, misalnya profesi sebagai guru yang dijanjikan dapat imbalan pas-pasan bahkan cenderung kurang, bahkan di bawah standar dari apa yang mereka butuhkan.
“Apabila urusan perut saja masih menjadi persoalan utama,bagaimana mungkin mau menjadi seorang professionalÂâ€, sangat disayangkan orang-orang yang mengatakan ungkapan seperti tersebut di atas . Padahal pendeta adalah ujung tombak gereja,segala pelayanan bertumpu dalam suatu komando pendeta.
Kemajuan, perkembangan, pertumbuhan jemaat bergantung pada hamba Tuhan sebagai The Top Leader.Dampak dari ucapan tersebut tidak hanya kepada gereja pada umumnya ,tetapi juga kepada kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab bangsa juga ini perlu cerdas, maka dibutuhkan pendidikan. Demikian juga gereja,jemaat membutuhkan pendidikan, kecerdasan, pengertian yang benar tentang Firman Allah sehingga tidak diombang ambingkan oleh angin pengajaran yang menyesatkan.
Sadar atau tidak sadar setiap pekerjaan yang dilakukan seseorang,apapun itu wujudnya, menuntut profesionalitas seseorang yang menekuninya. Karena mereka yang professional dalam bidangnya akan dihargai sebagaimana mestinya. Penghargaan tidak selalu berupa materi; walaupun untuk sebagian besar profesi penghargaannya adalah materi,imbalan yang memadai dengan jerih payahnya dalam melakukan tanggung jawab profesinya.
Demikian pula dengan pendeta,terlepas dari imbalan jasa sebagai profesinya yang memadai atau tidak,pendeta harus bertindak professional.
Sudah semestinya pendeta yang dari tahun ke tahun mengalami penggemblengan baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, terlatih dalam situasi-situasi tertentu serta pelatihan-pelatihan guna mencapai professional kerja yang didambakan. Dalam menjalankan tugas penggembalaannya (profesi sebagai gembala)
Untuk itu pendeta tidak perlu “tedeng aling-aling maupun aling-aling tedeng†(tidak perlu sungkan-sungkan dalam melayankan profesi kejemaatannya). Apalagi keyakinan yang kuat akan keterpanggilannya oleh Allah untuk jabatan pendeta,semakin memantapkan para hamba Tuhan untuk bertindak secara profesional. Sebagaimana Daniel, Yeremia, Timotius telah terpanggil Allah untuk menjadi hamba-Nya. Lebih meneguhkan hamba Tuhan untuk menjalankan, melaksanakan profesinya dengan baik.
Kepemimpinan seorang pendeta sebagai hamba, motivasi melakukan tugasnya bukan suatu praktek komersial guna kepentingan materi, tetapi bertujuan pengabdian, dedikasi, konsekrasi, pengorbanan yang ditujukan untuk kepentingan Tuhan melalui jemaat. Jadi secara bertanggung jawab fokus pelayanan Hamba Tuhan adalah jemaat. Tuhan telah mempercayakan jemaat kepada hamba-Nya, maka segala tindakan pelayanannya untuk jemaat.
Karena Tuhan telah melengkapi gereja-Nya, dengan karunia jawatan, diantaranya adalah gembala jemaat. Tujuannya adalah untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan. Semuanya itu bagi pembangunan tubuh Kristus. Fokus dari tujuan itu adalah agar tubuh Kristus tidak diombang-ambingkan oleh angin pengajaran yang saat ini banyak melanda gereja, dan pada akhirnya jemaat Tuhan tetap setia sampai selama-lamanya.
Memilh profesi sebagai suatu karier tentunya, harus menjanjikan.Menjadi pendeta adalah sebagai suatu profesi, tetapi tidak akan menjanjikan sesuatu maupun memberikan jaminan, misalnya profesi sebagai guru yang dijanjikan dapat imbalan pas-pasan bahkan cenderung kurang, bahkan di bawah standar dari apa yang mereka butuhkan.
“Apabila urusan perut saja masih menjadi persoalan utama,bagaimana mungkin mau menjadi seorang professionalÂâ€, sangat disayangkan orang-orang yang mengatakan ungkapan seperti tersebut di atas . Padahal pendeta adalah ujung tombak gereja,segala pelayanan bertumpu dalam suatu komando pendeta.
Kemajuan, perkembangan, pertumbuhan jemaat bergantung pada hamba Tuhan sebagai The Top Leader.Dampak dari ucapan tersebut tidak hanya kepada gereja pada umumnya ,tetapi juga kepada kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab bangsa juga ini perlu cerdas, maka dibutuhkan pendidikan. Demikian juga gereja,jemaat membutuhkan pendidikan, kecerdasan, pengertian yang benar tentang Firman Allah sehingga tidak diombang ambingkan oleh angin pengajaran yang menyesatkan.
Sadar atau tidak sadar setiap pekerjaan yang dilakukan seseorang,apapun itu wujudnya, menuntut profesionalitas seseorang yang menekuninya. Karena mereka yang professional dalam bidangnya akan dihargai sebagaimana mestinya. Penghargaan tidak selalu berupa materi; walaupun untuk sebagian besar profesi penghargaannya adalah materi,imbalan yang memadai dengan jerih payahnya dalam melakukan tanggung jawab profesinya.
Demikian pula dengan pendeta,terlepas dari imbalan jasa sebagai profesinya yang memadai atau tidak,pendeta harus bertindak professional.
Sudah semestinya pendeta yang dari tahun ke tahun mengalami penggemblengan baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, terlatih dalam situasi-situasi tertentu serta pelatihan-pelatihan guna mencapai professional kerja yang didambakan. Dalam menjalankan tugas penggembalaannya (profesi sebagai gembala)
Untuk itu pendeta tidak perlu “tedeng aling-aling maupun aling-aling tedeng†(tidak perlu sungkan-sungkan dalam melayankan profesi kejemaatannya). Apalagi keyakinan yang kuat akan keterpanggilannya oleh Allah untuk jabatan pendeta,semakin memantapkan para hamba Tuhan untuk bertindak secara profesional. Sebagaimana Daniel, Yeremia, Timotius telah terpanggil Allah untuk menjadi hamba-Nya. Lebih meneguhkan hamba Tuhan untuk menjalankan, melaksanakan profesinya dengan baik.
Kepemimpinan seorang pendeta sebagai hamba, motivasi melakukan tugasnya bukan suatu praktek komersial guna kepentingan materi, tetapi bertujuan pengabdian, dedikasi, konsekrasi, pengorbanan yang ditujukan untuk kepentingan Tuhan melalui jemaat. Jadi secara bertanggung jawab fokus pelayanan Hamba Tuhan adalah jemaat. Tuhan telah mempercayakan jemaat kepada hamba-Nya, maka segala tindakan pelayanannya untuk jemaat.
Karena Tuhan telah melengkapi gereja-Nya, dengan karunia jawatan, diantaranya adalah gembala jemaat. Tujuannya adalah untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan. Semuanya itu bagi pembangunan tubuh Kristus. Fokus dari tujuan itu adalah agar tubuh Kristus tidak diombang-ambingkan oleh angin pengajaran yang saat ini banyak melanda gereja, dan pada akhirnya jemaat Tuhan tetap setia sampai selama-lamanya.
Keywords
profesionalisme pendeta; pendeta; gembala
Full Text:
PDFArticle Metrics
Abstract view : 3095 timesPDF - 485 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Jurnal Antusias
View My Stats
Jurnal Antusias telah terdaftar di situs:
![]() | ![]() |
Copyright © Jurnal Antusias 2016. All Rights Reserved.
p-ISSN : 2087-7927.