KAJIAN KRITIS PENDIDIKAN KRISTEN INDONESIA: MENGEMBANGKAN KESADARAN POLEKSOSBUDHANKAM (Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan)

Eka Budhi Santosa

Abstract


Perdebatan teologis yang berujung pada saling merendahkan, menghina dan akhirnya mengklaim diri sebagai yang paling benar dan Alkitabiah antar sesama orang Kristen adalah sebuah ironi yang sering kita lihat. Sering kita mendengar klaim-klaim bahwa teologia Katolik yang paling tertib, teologia Reform yang paling benar, teologia Baptis yang paling Alkitabiah ataupun teologia Pentakosta yang paling lengkap. Tetapi pernahkan para teolog berfikir bahwa yang paling tertib, yang paling benar, yang paling Alkitabiah dan yang paling lengkap itu adalah gereja Tuhan, Tubuh Kristus di dalam dunia ini? Layakkah sesama anggota tubuh Kristus saling merendahkan, saling menyerang, saling menggigit dan akirnya saling membinasakan? Tidak malukah kita dilihat oleh anak-anak kita terus bertegang urat leher dengan saudara-saudari kita sendiri? Tidak risihkah kita dilihat oleh tetangga-tetangga kita ataupun “musuh-musuh†kita terus saling menjelekkan antar sesama saudara seiman, rekan sepelayanan dan kawan sepenanggungan sendiri? Berapa lama lagikah KESOMBONGAN yang BODOH itu kita pertahankan? Cukup! Kita berhenti sekarang! 
Sidjabat menentang pandangan teologia yang dibakukan sebagai norma. Menurutnya, karena teologia lahir dari perjumpaan manusia dengan firman Allah dalam pergumulan dengan konteks . Sehingga tidak ada teologia yang baku, karena tetap ia muncul dan berkembang sebagi buah karya pemahaman manusia. Sangat disayangkan bila teologia ternyata menjadi pemisah Tubuh Kristus sendiri. 
Bagi para sarjana Kristen yang suka berdebat itu saya menantang: pikirkan system, strategi dan metode pendidikan agama Kristen yang paling efektif dilakukan di Indonesia pada konteks sekarang! Yaitu sebuah system pendidikan yang bersinergi dengan dinamika politik, ekonomi, social, budaya dan pertahanan keamanan (POLEKSOSBUDHANKAM) yang berkembang dengan sangat cepat pada era reformasi dan globalisasi sekarang ini. Alkitab memberi contoh tokoh-tokoh berpengaruh pada tataran nasional maupun internasional, seperti Yusuf dan Daniel. Bila pendidikan Kristen di Indonesia mampu menghasilkan orang-orang Kristen yang kompeten dibidangnya, memiliki pengabdian yang tulus kepada Tuhan dan setia menghidupi nilai-nilai Kriten , maka pasti akan mampu memberi warna yang nyata bagi bangsa Indonesia ini. Bila perlu mampu “take dominion†untuk memberi nilai-nilai Kristen pada semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara. 
Menjadikan segala bangsa sebagai “murid†Kristus (Mat. 28:19) tentu terkait dengan proses belajar mengajar. Dan proses belajar mengajar tentu membutuhkan system pendidikan yang terencana baik, strategi dan metode pembelajaran yang tepat, manajemen pendidikan yang benar dan lain sebagainya. Oleh karena itu, keberhasilan pendidikan Kristen di Indonesia membutuhkan kebersamaan dari segenap warga Kristen Indonesia untuk saling bahu membahu mencapai visi Kristus, “menjadikan Indonesia murid KristusÂâ€. Atau paling tidak kekristenan di Indonesia mampu memberi dampak posistif bagi pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. 
Pendidikan Kristen yang dimaksudkan disini meliputi pendidikan agama Kristen dan satuan pendidikan berbasis keagamaan Kristen dari tingakat dasar sampai perguruan tinggi . Gereja dalam hal ini juga memikul perannya tersendiri dalam memberikan pendidikan agama Kristen kepada jemaatnya. Maka gereja perlu mulai memikirkan kurikulum pendidikan agama Kristen yang efektif sebagai long life education dan lintas gender, status social dan ekonomi. Demikian juga untuk sekolah-sekolah berbasis agama Kristen. Mengapa tidak mulai memperbanyak porsi pelajaran agama Kristen baik sebagai mata pelajaran khusus maupun disisipkan sebagai nilai-nilai dalam aktivitas belajar mengajar. Bukankah otoritas penuh ada di tangan pimpinan sekolahan? Bukankah undang-undang memberi ruang untuk pemanfaatan itu? Dengan pemanfaatan yang maksimal, maka akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Kristen yang mampu “take dominion†di segala lini kehidupan berbangsa dan bernegara, baik bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan (POLEKSOSBUDHANKAM).. 
Pendidikan Kristen yang mampu menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dan mampu mendominasi segala lini kehidupan baik politik, ekonomi, social, budaya pertahanan dan keamanan (POLEKSOSBUDHANKAM) membutuhkan usaha bersama semua komponen Kristen. Baik gereja, ilmuwan, rohaniawan, pendidik maupun masyarakat Kristen pada umumnya. Kesatuan “semangat†masyarakat Kristen nampaknya sebuah kebutuhan mendesak. Tentu saja kesatuan yang kita maksud disini bukanlah kesatuan organiK lembaga gereja. Tetapi, kesatuan tubuh Kristus dimana gereja merasa saling memiliki, saling membutuhkan, saling melengkapi dan nersedia untuk saling bekerjasama antara satu gereja dengan gereja lainnya, satu denominasi dengan denominasi lainnya, satu aliran dengan aliran yang lainnya.

Keywords


pendidikan kristen; pendidikan agama kristen; poleksosbudhankam

Full Text:

PDF

Article Metrics

Abstract view : 1052 times
PDF - 152 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Jurnal Antusias




View My Stats

Jurnal Antusias telah terdaftar di situs:


Copyright © Jurnal Antusias 2016. All Rights Reserved.

p-ISSN : 2087-7927.